Senin, 18 Agustus 2008

Puisi...Puisi...Puisi...

Puisi mungkin adalah bentuk ungkapan hati. Aku memang lebih suka menulis puisi dari pada mengisi diary. Ungkapan hati yang mungkin tak selalu bisa aku jabarkan melalui kata-kata. Sekarang aku berada di titik terendah di hidupku. Semua orang pasti tak ingin membayangkan kejadian yang terjadi padaku terjadi pada mereka. Sendirian dan kesepian menjalani ujian terberat di hidupku. Orang yang aku harap setidaknya dapat mendengar cerita dan keluhanku malah menyatakan mundur. Banyak sekali puisi yang ketika aku menulisnya terhambat oleh tangisanku. Aku berharap kalian bergabung mengungkapkan isi hati lewat tulisan juga. Mungkin tak bisa menyembuhkan segala rasa. Tapi setidaknya bisa menguranginya. Thx......(^_^)v

Anganku

Lelah sudah kutersadar diri
Aku ingin penuhi malamku dengan mimpi
Berangan dapat menyentuh wajah kekasih
Wajah yang selalu bergurat senyum untukku
Dan selalu kulihat ada sinar cinta di mata itu
Kini hanya cahaya bintang yang menerangiku
Tak kurasakan kehadiran sinar itu

Kesepian

Kudapati keheningan di henbusan nafas ini
Terlalu tenang sehingga aku bisa mendengar denyut nadi
Kesedihan menjadi sahabat sejati
Kesepian menjadi kekasih
Aku berada di gurun sepi yang tiada bertepi

Bayangan

Tadi aku melihat bayangan
Semakin dekat dan semakin jelas
Bayangan itu tersenyum
Sungguh aku terbuai oleh senyuman
Yang nampak laksana bulan sabit yang melengkung itu
Kata hatiku mengajak untuk mendekati bayangan itu
Aku mendekat dan aku ulurkan tanganku
Namun bayangan akan tetap menjadi bayangan
Tak tersentuh seperti cahaya rembulan

Kebenaran

Aku hanyalah insan
Yang pumya keterbatasan atas hati dan pikiran
Namun aku tak mau beralasan
Aku yakin dia akan memberiku jawaban
Menberiku jalan
Yaitu kebenaran

Selasa, 05 Agustus 2008

Mengharap rembulan

Gak akan ada yang sama lagi
Sekarang ataupun besok
Aku ingin hujan agar tak nampak air mataku
Bukankah tak salah jika aku berharap
Aku tak berharap dapat memiliki rembulan
Aku hanya berharap dapat menyentuh cahayanya
Tapi rembulan nampaknya akan pergi
Dan aku akan kehilangan cahayanya

Senyuman harapan

Menikmati kesunyian mungkin bukan jawaban atas kesedihan
Namun aku percaya akan ada ketenangan setelah itu
Aku tak ingin lagi bertanya apa dan mengapa
Semua yang sudah terjadi adalah kepastian
Air mengalir, matahari bersinar, dunia berputar
Kini aku berharap dunia menghamburkan senyum
Untuk hari ini dan nanti